Entri Populer

Senin, 29 Juni 2015

Balita Pandai menghafal Al-Quran

Kecil-kecil Dah Hafal Al-Quran Serta Tajwid

Musa 5,5 Tahun Hafal 29 Juz Membuat Semua Juri Menangis : Hafiz Indonesi...

Anak Ajaib - Hapal al Quran umur 3 tahun

Bayi dalam Rahim Sujud Mendengar Ayat Al Quran

CIRI-CIRI WANITA SOLEHAH

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar sholehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Alloh SWT. Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu : 1. Taat kepada Alloh dan RasulNya 2. Taat kepada suami Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut : 1. Taat kepada Alloh dan RasulNya, diantaranya : – Mencintai Alloh SWT dan Rasulullah SAW melebihi dari segala-galanya. – Wajib  menutup aurat – Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah – Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya mahramnya. – Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa – Berbuat baik kepada ibu & bapak – Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang – Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa – Bersikap baik terhadap tetangga 2. Taat kepada suami, diantaranya : – Memelihara kewajiban terhadap suami – Sentiasa menyenangkan suami – Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada dirumah. – Tidak cemberut dihadapan suami. – Tidak menolak ajakan suami untuk tidur – Tidak keluar tanpa izin suami. – Tidak meninggikan suara melebihi suara suami – Tidak membantah suaminya dalam kebenaran – Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya. – Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga. Faktor Yang Merendahkan Martabat Wanita Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita. Faktor-faktor tersebut ialah : Lupa mengingat Alloh, Terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara  anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Alloh. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, dimana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya. Firman Alloh SWT di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: “Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Alloh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.” Sabda Rasulullah SAW : “Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan.” (Riwayat Tarmizi) Mengingati Alloh SWT bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu. Mudah tertipu dengan keindahan dunia. Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Alloh SWT hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit. Firman Alloh SWT didalam surah al-An’am: “Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir.” Mudah terpedaya dengan syahwat, Lemah iman, Bersikap suka menunjuk-nunjuk. Ad-dunya mata’ , khoirul mata’  al mar’atus sholih Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah wanita sholihah (HR Bukhori, Ibnu Majah & Nasa’i)

iman kepada qada dan qadar

Bila kamu mengamati orang-orang dan teman-teman di sekelilingmu, maka akan terlihat bahwa Allah SWT telah menciptakan setiap manusia dalam keadaan yang tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Ada yang laki-laki dan ada pula yang perempuan, ada yang tampan dan ada yang kurang tampan, ada yang cantik dan ada pula yang kurang cantik. Ada yang berambut pirang, berambut hitam, ada yang berambut lurus, dan ada pula yang keriting. Ada yang berkulit putih, sawo matang, dan ada yang berkulit hitam. Ada sangat cerdas dan ada pula orang yang idiot. Seseorang tidak pernah meminta dilahirkan untuk menjadi bangsa Indonesia, bangsa Malaysia, Cina, Arab, Amerika, atau bangsa manapun. Semua itu merupakan ketetapan penciptaan Allah SWT yang sering kita sebut dengan takdir. Bagaimana manusia menyikapi takdir Allah SWT tersebut ? Untuk lebih memahaminya simaklah pembahasan mengenai iman kepada Qadha dan Qadar berikut ini ! A. Ciri Beriman Kepada Qadha dan Qadar. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang dihadapkan kepada kenyataan hidup yang dialaminya. Kenyataan itu kadang ada yang berbentuk positif dan terkadang negatif, seperti : • ada yang memuaskan ada yang tidak, • ada yang menyenangkan ada yang menyusahkan, • ada yang menurut kita baik ada yang buruk, dan sebagainya. Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang diterima ditanggapi dan diterima secara negatif. Contoh : • Orang beriman yang tertimpa musibah menanggapi kenyataan ini dengan kesabaran dan ketabahan. Kesabaran dan ketabahan merupakan sika positif yang dinilai Allah SWt dengan pahala. Jadi, selama dia sabar dan tabah, selama itu pula pahalanya terus mengalir. • Orang beriman ketika mendapatkan keberuntungan besar bersyukur dan merasa bahwa semua itu karunia dari Allah SWT. Untuk itu ia ingin berbagi kepada orang lain dengan menafkahkan sebagian keuntungannya tersebut. • Orang yang tidak beriman ketika mendapat musibah merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi. Dia merasa putus asa dan akhirnya melampiaskannya dengan berbagai macam perbuatan yang merusak, seperti melamun, merokok, mengkonsumsi narkoba, bahkan ada yang bunuh diri. • Orang yang tidak beriman ketika mendapat keuntungan bisnis yang berlimpah malah menggunakannya untuk berfoya-foya. Dia merasa bahwa yang didapatnya itu semata-mata merupakan prestasi yang harus diraakan dan dia berhak dan bebas menggunakan sesuka hatinya. Dengan memahami contoh-contoh tersebut, yakinkah kamu bahwa beriman kepada qadha dan qadar mempunyai peranan penting dalam kehidupan? Kalau yakin, tentu kamu ingin meningkatkan keimananmu kepada qadha dan qadar. Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar? Berikut ini merupakan ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar. 1. Selalu menyadari dan menerima kenyataan. Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT. Firman Allah SWT : Artinya : “Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Allah menghendaki bencana atasmu, atau menghendaki rahmat untuk dirimu dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah”. (QS. al-Ahzab : 17) 2. Senantiasa bersikap sabar. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya. Artinya : “Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan, sedang mereka tidak diuji lagi ?”. (QS. al-Ankabut : 2) Wujud ujian dan cobaan bisa berupa tiadanya biaya pendidikan, fisik yang lemah, penyakit, orang tua meninggal, dilanda bencana alam, dan sebagainya. Perhatikan firman Allah berikut : Artinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah : 155) Renungkan ayat 155 surat al-Baqarah, yaitu supaya memberi berita gembira kepada orangorang yang sabar. Memang dalam menghadapi cobaan diperlukan sikap sabar. Tanpa sikap sabar akan sulit manusia mencapai sukses. 3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah. Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan. Firman Allah : Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS an-Najm : 39-42) 4. Selalu bersikap optimis, tidak pesimis. Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa. Firman Allah SWT : Artinya : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf : 87) 5. Senantiasa menerapkan sikap tawakal. Tawakal (berserah diri0 kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan. Firman Allah SWT : Artinya : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah, Tuhanku, dan Tuhanmu. Tidak ada satu binatang melata pun, melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud : 56). B. Hubungan Qadha dan Qadar Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu karena Dialah yang merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan, jin, maupun manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut. Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah SWT dan kekuasaan-Nya adalah di atas segala-galanya. Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau menerima kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda : Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda: Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SwT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Celaka atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya”.(HR Bukhari dan Muslim) Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT : Artinya : “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS Ar Ro’du: 8) Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa qadha dan qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan pula dengan beriman kepada takdir. Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang yang telah terjadi, contoh : 1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun 2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya. 2. Dalam suatu kejadian kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ternyata ada seorang bayi yang selamat. Menurut ukuran akal, si bayi adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak mampu mencari perlindungan, tetapi malah dia yang selamat. Sementara penumpang lain yang sudah dewasa dan dapat berusaha menyelamatkan diri malah meninggal dunia. 3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya. Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai berdagang, sehingga dia menjadi orang yang kaya. Contoh-contoh di atas hanyalah merupakan bagian kecil ari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan takdir Allah SWT. Masih banyak sekali peristiwa yang bisa kita pahami sebagai perwujudan dari qadha dan qadar dari Allah SWT. Namun dari berbagai contoh di atas menunjukkan bahwa qadha dan qadar Allah SWT akan tetap berlaku kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu, orang beriman harus meyakini dengan sepenuh hati akan adanya qadha dan qadar. Firman Allah SWT : Artinya : “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (takdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Yasin : 38) Dalam surat al-Hadid ayat 22, Allah juga berfirman : Artinya : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid : 22) C. Contoh dan Macam-macam Takdir. Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah sejak zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan peran makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir mu’allaq : 1. Takdir Mubram Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Jadi, takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau rekayasa dari manusia. Contoh takdir mubram antara lain : Waktu ajal seseorang tiba Usia seseorang Jenis kelamin seseorang Warna darah yang merah Bumi mengelilingi matahari Bulan mengelilingi bumi Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat yang sudah ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat kokoh. Allah SWT. berfirman : Artinya : “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, meskipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. an-Nisa : 78) 2. Takdir Mu’allaq Dalam Bahasa Arab, mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir mu’allaq berarti ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin dari Allah SWT. Allah SWT. berfirman : Artinya : “…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. ar-Ra’d : 11) Beberapa contoh takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. Untuk menjadi pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi pandai kalau kita malas belajar atau suka membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya, tetapi malas bekerja dan suka hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga kebersihan lingkungan, maka apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud. Sebagaimana ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar di atas, orang yang meyakini takdir Allah SWT, tidak boleh pasrah begitu saja kepada nasib karena Allah SWT memberikan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT juga memberikan tubuh dalam bentuk sebaik-baiknya untuk digunakan sarana berusaha. Dengan demikian, jelaslah bahwa beriman kepada qadha dan qadar Allah bukan berarti kita hanya pasrah dan duduk berpangku tangan menunggu takdir dari Allah; melainkan juga berusaha yang giat sepenuh hati mengubah nasib sendiri, berupaya bekerja dengan keras mencapai apa yang kita citacitakan

CIRI-CIRI MUSLIMAH SOLEHAH

1. TIDAK MEMAKAI PAKAIAN YANG NIPIS Muslimah solehah itu tidak guna kain yang nipis untuk membuat bajunya, sehingga terbayang kulitnya. Kerana dia tahu, bahawa pakaian seperti itu adalah pakaian yg layak dipakai oleh perempuan jalang. 2. TIDAK MEMAKAI RANTAI BERLOCENG Muslimah solehah memang tidak guna rantai kaki yang berloceng utk dililitkan pada kakinya. Rantai ini apabila dipakai walaupun tersembunyi tetap bergemerincing dan menarik perhatian orang lain, lebih-lebih lagi lelaki JAHAT. Dia tahu sekiranya dia memakainya juga dia telah melanggar larangan Allah dalam ayat 31 surah An-Nur. 3. TIDAK MEMAKAI WANGIAN SEMERBAK Muslimah solehah memang tidak guna minyak wangi yang baunya semerbak. Wangian sebegini mempunyai kuasa penyerakan bau yang amat tinggi kerana kadar kemeruwapannya tinggi. Biasanya kekuatan bau ini menunjukkan kadar kekompleksan rantai alcohol (secara kimia) yg digunakan utk membuat pewangi itu. Muslimah yang tidak memakai wangian yang kuat ini tahu bahawa inilah yang dipesan oleh nabi. Sabda junjungan bahawa wanita yang keluar rumah dgn memakai wangian, adalah seperti pelacur. Bukan tidak boleh berwangi-wangi tetapi bersederhanalah dalam pemakaian wangian tersebut. 4. TIDAK BIADAB DALAM BERKATA Muslimah solehah memang tidak guna kata- kata yang keji, kerana dia tahu sesiapa sahaja yang bercakap perkara yang keji adalah mereka yang rendah akhlaknya. Lelaki atau perempuan yang bercakap menggunakan perkataan yang buruk @ jahat, adalah seperti sepohon pokok yang rosak akar tunjangnya. Dia tahu bahawa perumpamaan perkataan yang baik dan buruk dinyatakan dengan jelas dalam ayat 24-26 surah Ibrahim. 5. TIDAK BERKATA SIA-SIA Muslimah solehah tidak guna masa berborak untuk mengatakan hal-hal orang yang disekitarnya atau dengan kata lain mengumpat, memperkatakan keabaian saudaranya. Dia tahu bahawa sekiranya orang yang suka mengumpat baik lelaki atau perempuan dia seolah-olah memakan daging saudaranya sendiri. Apakah sanggup kita memakan daging saudara sendiri? Persoalan ini ditanyakan kepada kita dalam firmanNya ayat 12. surah al-Hujurat. 6. TIDAK MEMAKAI TUDUNG TIGA SEGI Muslimah solehah memang tidak guna tudung tiga segi, apabila memakainya diselempangkannya sehingga nyata bentuk perbukitan pada badannya. Sememangnya ia menjadi tatapan mata lelaki yang jahat yang terkena panahan syaitan. Dia tahu apabila bertudung, dia mesti melabuhkan tudungnya sehingga menutup alur lehernya dan tidak menampakkan bentuk di bahagian dadanya. Pesan Rasul seperti yang disuruh oleh Allah tersebut dalam ayat 59 al-Ahzab.Begitu juga seorang lelaki yang bergelar suami mesti memberi peringatan untuk isteri dan anak-anaknya. 7. TIDAK MENGADA-NGADA Muslimah solehah memang tidak guna lenggok bahasa yang boleh menggoda seorang lelaki. Jika bercakap dengan lelaki yang bukan mahramnya, bercakaplah dengan tegas. Jangan biarkan suara lentukmu untuk menarik perhatian lelaki yang sakit dalam hatinya. Sememangnya suara perempuan bukanlah aurat, jika aurat maka Allah tidak akan menjadikan perempuan boleh berkata-kata. Bertegaslah dalam percakapan, jangan gunakan suaramu untuk menarik perhatian lelaki sehingga menjadi fitnah buatmu. Bahaya suara wanita yang bercakap dengan gaya membujuk yang boleh mencairkan keegoan lelaki (yg bukan mahramnya) dicatat dalam ayat 32 surah al-Ahzab. Makna ayatnya lebih kurang begini. Maka janganlah kamu tunduk dlm berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dlm hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik Tunduk disini ditafsirkan sbg berbicara dgn sikap yang oleh menimbulkan kebaranian orang untuk bertindak jahat kpd mereka. Penyakit dlm hati adalah keinginan seorang lelaki utk melakukan perbuatan sumbang dgnnya seperti berzina. Mengapa? Lelaki sangat mudah tertarik kpd seorang wanita melalui suaranya. 8. TIDAK MENGHIAS DIRI BERLEBIHAN Muslimah solehah memang tidak guna alat make-up untuk menonjolkan kejelitaannya melainkan di hadapan suaminya sahaja. Adab bersolek (tabarruj) ini amat ditekankan kepada wanita muslim (muslimah) kerana semestinya kecantikannya adalah hak ekslusif yang mesti dipersembahkan kepada suaminya. Jika ingin keluar bekerja,dia memakai make-up secara bersederhana sahaja sehingga tidak jelas kelihatan pada wajahnya dia bersolek. Jangan bersolek sehingga cantiknya anda sehingga kadang2 wajah anda menjadi seperti hantu. Hendak bergincu? Jika bergincu, pakailah yg tidak menyerlah warnanya. atau Mengapa tidak pakai lipstick sahaja? 9. TIDAK MEMAKAI TUDUNG JARANG Muslimah solehah tidak guna kain tudung yang jarang-jarang seperti jarangnya jalah yang digunakan untuk memukat haiwan akuatik.Kerana apabila memakai tudung seperti ini, akan nampak juga bahagian yang sepatutnya ditutup rapi dari pandangan orang lain. Rambut adalah mahkota, tetapi jangan biarkan mahkota itu tidak berharga dengan menayangkannya tanpa sebarang perlindungan. Jika mahkota berharga disimpan dengan rapi di dlam sangkar, dan ditambah pula pengawal untuk menjaga keselamatannya, maka demikian juga dengan rambut wanita. Sangkar itu adalah kain litup yang sempurna dan pengawalnya pula adalah ilmu yang diamalkan oleh anda untuk memakainya dengan cara yang terbaik. KEMULIAAN SEORANG WANITA BUKAN PADA RUPA TAPI SIFAT DAN KELEMBUTANNYA....................